Proses Perencanaan Pemasaran
Pada prinsipnya, perencanaan adalah cara sistematis
yang dilakukan organisasi dalam rangka mengendalikan masa depannya. Rencana
adalah pernyataan mengenai apa yang
ingin dicapai organisasi (tujuan), bagaimana
mencapainya (strategi dan program), dan kapan
mewujudkannya (skedul). Manfaat penyusunan rencana antara lain: mendorong
pemikiran sistematik mengenai masa depan; meningkatkan koordinasi organisasi;
menetapkan standar kinerja untuk mengatur tren; memberikan dasar logis bagi
pembuatan keputusan; meningkatkan kemampuan untuk menangani perubahan; dan
meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi peluang pasar.
Perencanaan pemasaran merupakan proses sistematis
dalam merancang dan mengoordinasikan keputusan pemasaran. Keputusan pemasaran
dilakukan pada dua level berbeda, yaitu level manajemen puncak dan level
manajemen madya.
Perencanaan pemasaran korporat (corporate marketing planning) berfokus pada penyusunan arahan
jangka panjang bagi organisasi, menyangkut pasar dan kebutuhan yang ingin
dilayani. Perencanaan manajemen madya menjabarkan cara mengimplementasikan
rencana pemasaran korporat ke dalam rencana per produk, dengan jalan berfokus
pada penjualan dan profitabilitas produk, merek, atau lini produk individual
yang saling berkaitan.
Langkah-langkah pokok dalam perencanaan pemasaran
pada level korporat dan level manajemen madya meliputi:
- 1. Melakukan analisis situasi. Analisis yang dilakukan dalam tahap ini adalah analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats). Analisis ini mencakup peluang dan masalah yang ditimbulkan oleh tren dan situasi pembeli, pesaing, biaya, dan regulasi.
- 2. Menetapkan tujuan/sasaran. Tujuan dirumuskan secara spesifik dan mengidentifikasi tingkat kinerja yang diharapkan untuk dicapai organisasi pada waktu tertentu di masa datang, dengan mempertimbangkan realitas masalah dan peluang lingkungan, serta kekuatan dan kelemahan perusahaan.
- 3. Menyusun strategi dan program. Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, kemudian pengambil keputusan merancang strategi (tindakan jangka panjang untuk mencapai tujuan) dan program (tindakan jangka pendek spesifik untuk mengimplementasikan strategi).
- 4. Melakukan koordinasi dan pengendalian. Masing-masing strategi dan program mungkin menjadi tanggung jawab manajer yang berbeda. Oleh sebab itu, dibutuhkan mekanisme khusus untuk memastikan bahwa strategi dan program tersebut diterapkan secara efektif.
Secara garis besar, elemen pokok yang perlu
dicakupkan dalam sebuah rencana pemasaran meliputi aspek-aspek berikut:
- Rangkuman eksekutif dan daftar isi: memberikan gambaran singkat tentang rencana pemasaran yang diusulkan.
- Situasi pemasaran terkini (saat ini): memberikan data latar belakang relevan menyangkut pasar, produk, persaingan, distribusi, dan lingkungan makro.
- Analisis SWOT: mengidentifikasi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan pokok, serta isu-isu berkenaan dengan lini produk.
- Tujuan pemasaran: merumuskan sasaran finansial dan pemasaran dalam hal volume penjualan, pangsa pasar, dan laba.
- Strategi pemasaran: menyajikan ancangan pemasaran secara garis besar yang akan digunakan dalam rangka mewujudkan tujuan rencana pemasaran.
- Program pemasaran: menyajikan program pemasaran spesifik yang dirancang guna mewujudkan tujuan bisnis.
- Proyeksi laporan laba/rugi: memprediksi hal finansial yang diharapkan dari rencana pemasaran bersangkutan.
- Pengendalian: mengidentifikasi langkah-langkah yang bakal ditempuh untuk memantau implementasi rencana pemasaran.
Tipe Perencanaan Pemasaran Korporat
Perencanaan
pemasaran korporat adalah proses penetapan prioritas jangka panjang menyangkut
produk dan pasar dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan.
Ada dua jenis keputusan manajemen puncak yang masuk dalam kategori perencanaan
pemasaran korporat, yaitu strategi korporat (corporate
strategy) dan strategi bauran produk (product
mix startegy). Dalam strategi korporat, manajemen mengidentifikasi bisnis
atau bidang usaha yang ingin digeluti di masa depan melalui upaya merumuskan:
(1) rentang pasar (dalam konteks kebutuhan, pelanggan, atau keduanya) yang
ingin dilayani; dan (2) jenis-jenis produk yang ingin ditawarkan.
Secara spesifik,
strategi bauran produk umumnya menjabarkan: (1) jenis kontribusi (misalnya,
pertumbuhan penjualan yang pesat atau profitabilitas tinggi) yang diharapkan
dari setiap produk atau lini produk dalam menunjang peningkatan nilai
perusahaan; dan (2) pangsa relatif sumber daya perusahaan yang dicurahkan untuk
masing-masing produk atau lini produk.
Strategi Korporat
Hambrick (1983)
telah menyatakan bahwa tidak adanya konsistensi dalam hal definisi strategi
dikarenakan dua faktor: (1) strategi bersifat multi-dimensional; dan (2)
strategi bersifat situasional, sehingga bervariasi antar-industri.
Menurut Markide
(2004), strategi merupakan pengambilan keputusan menyangkut tiga parameter
utama: (1) siapa yang menjadi target pelanggan dan siapa yang tidak akan
ditarget (dimensi Who); (2) produk
dan jasa apa yang bakal ditawarkan kepada para pelanggan sasaran dan
produk/jasa apa yang tidak akan ditawarkan (dimensi What); dan (3) aktivitas apa yang akan dan tidak akan
dilakukan dalam rangka mewujudkan itu semua (dimensi How).
Mintzberg
(1987a) mengajukan lima definisi strategi: plan,
ploy, pattern, position, dan perspective.
Sebagai rencana (plan), strategi didefinisikan sebagai “consciously intended course of action, a guideline (or set of
guidelines) to deal with a situation”. Sebagai ploy, strategi diartikan sebagai manuver spesifik yang dimaksudkan
untuk mengecoh atau mengelabuhi lawan/pesaing. Sebagai pola (pattern), strategi
adalah “a pattern in a stream of action”.
Dengan kata lain, strategi ini lebih merupakan konsistensi dalam perilaku, baik
itu disengaja/terencana maupun tidak. Sebagai posisi, strategi dirumuskan sebagai
“a means of locating an organization in
what organization theorists like to call an environment”. Dalam konteks
ini, strategi merupakan mediating force atau wahana yang menyelaraskan
lingkungan internal dan eksternal organisasi. Sebagai perspektif, strategi
mencerminkan “reflections and actions of
the collectivity-how intentions diffuse through a group of people to become
shared as norms and values, and how patterns of behavior become deeply
ingrained in the group”.
Strategi dapat
dibedakan berdasarkan tingkat agregasi (level
of agregation). Klasifikasi yang paling banyak dijumpai dalam literatur
manajemen strategik adalah level fungsional, bisnis, dan korporat. Isu-isu
strategi pada level fungsional mencakup aspek-aspek fungsional spesifik dalam
sebuah perusahaan (contohnya, strategi pemasaran, strategi operasi, strategi
finansial, dan seterusnya). Strategi pada level bisnis membutuhkan
pengintegrasian strategi-strategi level fungsional untuk serangkaian produk
dan/atau jasa tertentu yang ditujukan bagi segmen pelanggan spesifik. Sementara
bagi perusahaan-perusahaan yang beroperasi pada lebih dari satu bidang bisnis
(memiliki lebih dari satu unit bisnis), strategi level korporat (multi-business strategies) dibutuhkan
untuk menyelaraskan berbagai strategi level bisnisnya.
Menurut
Guiltinan, Paul dan Madden (1997), strategi korporat merupakan rencana jangka
panjang yang dirancang untuk memilih berbagai bisnis yang ingin digeluti
perusahaan. Michael Porter (1996) menyatakan bahwa strategi yang efektif harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:
Ø Posisi
kompetitif unik bagi perusahaan,
Ø Aktivitas-aktivitas
yang disesuaikan dengan strategi,
Ø Pilihan
dan trade-off yang jelas dibandingkan
para pesaing,
Ø Keunggulan
kompetitif dihasilkan dari keselarasan antaraktivitas,
Ø Kesinambungan
(sustainability) dihasilkan dari
sistem aktivitas, bukan dari masing-masing komponennya.
Ø Efektivitas
operasional sudah tertentu (given).
Penyusunan
strategi korporat harus konsisten dan didasarkan pada tiga faktor, yaitu:
1.
Ancaman
dan peluang lingkungan
a. Demografis,
seperti distribusi usia populasi, tingkat kelahiran, pertumbuhan populasi,
perpindahan populasi regional, dan persentase rumah tangga dengan penghasilan
ganda.
b. Nilai
sosial dan kultural, seperti sikap terhadap kesehatan dan nutrisi, kebutuhan
akan ekspresi diri, materialisme, perhatian pada ekologi, dan keamanan produk.
c. Faktor
ekonomi, diantaranya tingkat inflasi dan pengangguran, pertumbuhan ekonomi,
kelangkaan bahan mentah, biaya energi, suku bunga, tarif impor, dan cukai.
d. Teknologi,
perkembangan teknologi informasi dan komputer yang memfasilitasi electronic business atau electronic commerce berdampak besar pada
sejumlah industri, seperti penerbitan, toko buku, media masa, hiburan,
perbankan, rekaman, perangkat lunak, pendidikan, agen perjalanan, dan
sebagainya.
e. Lingkungan
hukum dan peraturan, meliputi regulasi menyangkut tipe iklan yang diperbolehkan
untuk produk tertentu, persyaratan labeling dan pengujian produk, pembatasan
terhadap kandungan produk, pengendalian populasi, pembatasan atau insentif atas
impor dan ekspor, registrasi merek, standarisasi kualitas, kepemilikan asing,
dan seterusnya.
f. Persaingan,
terutama menyangkut identitas pesaing dan tipe fokus persaingan yang dapat
berubah dikarenakan:
Ø Masuknya
perusahaan baru (terutama perusahaan asing),
Ø Akuisisi
pesaing kecil oleh organisasi besar yang lebih kuat keuangannya,
Ø Deregulasi,
perubahan kondisi ekonomi, atau proses produksi baru yang menyebabkan
persaingan harga semakin intensif,
Ø Perubahan
nilai sosial dan kultural atau teknologi baru yang menyebabkan para konsumen
membeli produk atau jasa yang sebelumnya dianggap non-kompetitif.
2.
Misi
dan tujuan korporat
Misi perusahaan
menggambarkan tujuan umum organisasi dan memberikan kriteria umum dalam menilai
efektivitas organisasional jangka panjang, sedangkan tujuan perusahaan
mencerminkan ekspektasi spesifik manajemen terhadap kinerja organisasi.
Beberapa contoh tujuan perusahaan:
Tipe Orientasi Tujuan
|
Contoh
|
Profitabilitas
|
Ø Laba
bersih yang dinyatakan dalam persentase terhadap penjualan
Ø Laba
bersih yang dinyatakan dalam persentase terhadap investasi total
Ø Laba
bersih per lembar saham biasa
|
Volume
|
Ø Pangsa
pasar
Ø Persentase
pertumbuhan penjualan
Ø Peringkat
penjualan di pasar
Ø Pemanfaatan
kapasitas produksi
|
Stabilitas
|
Ø Varians
dalam volume penjualan tahunan
Ø Varians
dalam volume penjualan musiman
Ø Varians
dalam profitabilitas
|
Non-Finansial
|
Ø Mempertahankan
kendali keluarga
Ø Peningkatan
citra perusahaan
Ø Perbaikan
teknologi atau kualitas hidup
|
3.
Kekuatan
dan kelemahan perusahaan
Dalam rangka
memanfaatkan peluang atau menghindari ancaman lingkungan, setiap perusahaan
harus benar-benar mampu mendayagunakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
Kekuatan perusahaan ditentukan oleh sumber daya (resources) dan kompetensi (competencies)
yang dimiliki. Sumber daya dan kompetensi meliputi berbagai macam bentuk,
diantaranya: sumber daya finansial; keterampilan karyawan dan manajemen;
kapasitas produksi dan peralatan yang efisien; keterampilan riset dan
pengembangan; hak paten; kendali atas bahan mentah pokok; jumlah dan keahlian
wiraniaga; serta saluran dan sistem distribusi yang efisien dan efektif.
Secara garis besar, tipe strategi korporat
dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu strategi pertumbuhan dan strategi
konsolidasi.
1.
Strategi
pertumbuhan (growth strategies)
a.
Strategi
pertumbuhan untuk pasar saat ini.
Perusahaan yang menjumpai banyak peluang
dan sedikit masalah dalam pasar yang dilayaninya saat ini kemungkinan besar
akan memilih alternatif strategi pertumbuhan berbasis pasar terkini.
Secara garis besar, ada tiga variasi
strategi korporat yang berbasis pada pasar saat ini:
Ø Strategi
penetrasi pasar (market penetration
strategy), yaitu strategi yang ditujukan untuk meningkatkan penjualan
produk saat ini pada pasar yang sudah ada.
Ø Strategi
pengembangan produk (product development
strategy), yaitu strategi yang berusaha mengembangkan produk baru untuk
pasar yang sudah ada dalam rangka memenuhi perubahan kebutuhan dan keinginan
konsumen; menyamai penawaran kompetitif baru; memanfaatkan teknologi baru; dan
memenuhi kebutuhan segmen pasar spesifik.
Ø Strategi
integrasi vertikal (vertical integration
strategy), yaitu strategi memperluas usaha perusahaan sebagai pemasok (backward integration) atau perantara (forward integration) bagi perusahaannya
sendiri.
b.
Strategi
pertumbuhan untuk pasar baru.
Dalam rangka memasuki pasar baru, ada
tiga alternatif strategi korporat yang bisa dijumpai:
Ø Strategi
pengembangan pasar (market development
strategy), yaitu strategi yang berusaha menawarkan produk saat ini kepada
pasar baru. Biasanya alternatif ini dipilh jika pasar saat ini sudah stagnan
atau jika peningkatan pangsa pasar sudah sulit dilakukan dikarenakan pangsa
pasar saat ini sudah sangat tinggi atau karena pesaing sangat kuat.
Ø Strategi
ekspansi pasar (market expansion strategy),
yaitu berekspansi ke pasar geografis baru. Salah satu tren ekspansi yang banyak
dilakukan adalah ekspansi pasar internasional yang bisa dilakukan dengan tiga
cara:
1. Strategi
ekspansi regional, yaitu dilakukan dengan jalan berkonsentrasi pada satu atau
dua kawasan tertentu.
2. Strategi
ekspansi multinasional, yaitu berkaitan dengan komitmen terhadap sejumlah besar
pasar nasional, dimana setiap negara atau kawasan akan memiliki strategi
pemasaran terpisah.
3. Strategi
ekspansi global, yaitu diterapkan manakala perusahaan beroperasi di banyak
negara, namun atas dasar serangkaian prinsip strategik yang sama.
Ø Strategi
diversifikasi (diversification strategy),
yaitu strategi mengembangkan produk baru untuk pasar baru. Diversifikasi bisa
beraneka macam: (1) integrasi vertikal, baik dalam bentuk forward integration (misalnya, penerbit masuk pula ke bisnis toko
buku) atau backward integration
(contohnya, perusahaan rokok kretek masuk pula ke bisnis perkebunan tembakau
dan cengkeh); (2) diversifikasi konsentrik, yakni berekspansi ke produk lain
yang masih berkaitan dengan produk inti (contohnya, produsen pasta gigi
memasarkan pula sikat gigi); dan (3) diversifikasi konglomerat, yakni masuk ke
industri yang tidak berkaitan dengan industri atau produk saat ini (misalnya,
perusahaan kecap mendirikan play group
komersial).
2.
Strategi
konsolidasi
Secara umum, terdapat tiga macam
strategi konsolidasi:
a. Strategi
penciutan (retrenchment), yaitu
mengurangi komitmen perusahaan pada produk-produk saat ini dengan cara menarik
diri dari pasar yang dinilai lemah atau gagal.
b. Strategi
pemangkasan (pruning), yaitu strategi
mengurangi jumlah produk yang ditawarkan pada sebuah pasar spesifik.
c. Strategi
divestasi (divestment), yaitu menjual
sebagian bisnis perusahaan kepada perusahaan lain atau menutup unit usaha
tertentu.
Strategi
Bauran Produk
Strategi bauran produk menentukan dua hal
berikut:
1. Tujuan
yang harus ditetapkan untuk masing-masing produk atau bisnis agar bisa
mewujudkan tujuan perusahaan.
2. Prioritas
produk atau bisnis dalam kaitannya dengan alokasi sumber daya yang langka.
Salah satu model analisis
yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan produk atau unit bisnis dalam
rangka mengidentifikasi fokus strategik yang sesuai adalah the Business Screen. Kriteria yang digunakan dalam the Business Screen meliputi dua dimensi
utama, yaitu kapabilitas kompetitif relatif dan daya tarik pasar secara
keseluruhan. Berdasarkan model ini, produk-produk yang masuk dalam kategori Build dan Question harus menekankan tujuan pangsa pasar, sedangkan produk
dalam kategori Hold dan Harvest harus mengutamakan tujuan yang
berfokus pada laba. Sedangkan produk yang masuk dalam kategori Terminate lebih baik ditinggalkan atau
dilikuidasi.
0 komentar:
Posting Komentar